SIDOARJO - Tahun 2023 dianggap tahun yang kelam bagi pelaku usaha UMKM hampir di seluruh wilayah Indonesia. Pasalnya UMKM mengeluhkan sepinya pembeli dagangan mereka yang membuat omset mereka turun drastis dibandingkan tahun-tahun kemarin.
Sepinya pembeli dan pengunjung ini berdampak langsung terhadap para pelaku usaha UMKM yang tidak ada pemasukan atau uang yang diputar, sedangkan mereka harus tetap membayar biaya sewa tempat, belum lagi biaya hidup yang semakin hari samakin tinggi. “Tahun kemarin itu sehari saya bisa dapat paling sedikit 500-700 ribu, kalau sekarang laku 1 saja Alhamdulillah, kadang tidak laku sama sekali mas”, keluh Pak Sutono pedangan pakian di Pasar Krian Sidoarjo. Minggu (15/10/2023).
Penyebab lesunya ekonomi di tahun 2023 pernah disampaiakan oleh Ibu Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengatakan bahwa tahun 2023 ekonomi Indonesia akan gelap. Tapi menurut pandangan lain saya, selain isu resesi ada faktor lain yang membuat ekonomi Indonesia lesu, ya Judi Online.
Maraknya Judi Online hampir disemua lapisan masyarakat dari kalanagan bawah sampai atas, anak kecil sampai dewasa, pedagang sampai karyawan bahkan anggota DPR RI pun diisukan kepergok main judi online saat rapat.
Menurut data statistik PPATK (pusat pelaporan dan analisis transaksi keuangan) selama periode 2017-2022 terdapat sekitar 157 juta transaksi di Indonesia dan nilai perputaran uang mencapai 190 trilliun Rupiah. Nilai yang begitu fantastis di perputaran uang judi online.
Baca juga:
Menanggapi Paradigma Polemik Perubahan Laut
|
Nilai 190 trilliun Rupiah sangat berdampak positif untuk UMKM bila perputaran uang itu teralokasikan ke roda ekonomi, tapi sayangnya besarnya nilai itu teralokasikan ke bandar-bandar judi online yang hanya dinikmati oleh segelintir orang saja.
Pemerintah harus tegas dalam mengambil sikap dan segera gerak cepat untuk mengatasi menjamurnya judi online di masyarakat. Bila hal ini tidak ditangani dengan cepat dan tepat, tidak menutup kemungkinan di tahun 2024 ekonomi Indonesia akan lebih parah dan UMKM akan lebih banyak yang gulung tikar. (*)
Penulis: Arif Bagus Permadi, Tokoh Pemuda Desa Bendotretek, Kec. Prambon, Kab. Sidoarjo